Penajam- Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) di Kalimantan Timur mencatat prestasi luar biasa dalam penanganan malaria. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, kasus malaria di wilayah ini berhasil ditekan secara signifikan dari 1.315 kasus pada 2023 menjadi hanya 98 kasus pada pertengahan 2025. Pencapaian ini mengantarkan PPU ke status zona hijau penularan malaria, sebuah lompatan besar dari sebelumnya yang sempat berada di zona kuning dan merah.
Strategi Sukses Penanganan Malaria di Penajam Paser Utara
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara, Jensje Grace Makisurat, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari upaya sistematis dan kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Beberapa langkah kunci yang dilakukan antara lain:
1. Deteksi Dini dan Respons Cepat
Masyarakat didorong untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala malaria seperti:
Demam tinggi
Menggigil dan kedinginan
Mual atau muntah
Sakit kepala dan nyeri otot
“Penanganan dini sangat penting untuk mencegah penularan lebih luas. Jika ada kasus positif, tim kesehatan langsung bergerak melakukan pemeriksaan radius 100 meter dari rumah pasien untuk memastikan tidak ada penularan berkelanjutan,” jelas Jensje.
2. Pemeriksaan Massif oleh Kader Kesehatan
Tim kesehatan turun langsung ke daerah-daerah endemis untuk melakukan tes malaria secara aktif. Parasit Plasmodium, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, menjadi target utama pencegahan.
3. Distribusi Kelambu Berinsektisida
Salah satu intervensi paling efektif adalah pembagian kelambu antimalaria yang dilapisi insektisida. Kelambu ini dibagikan secara gratis, terutama di wilayah dengan riwayat penularan tinggi, melalui puskesmas setempat.
4. Edukasi dan Sosialisasi Masyarakat
Peran kader kesehatan dan penyuluhan terus digencarkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan malaria, termasuk pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang menjadi sarang nyamuk.
Dari Zona Merah ke Zona Hijau Capaian yang Membanggakan
Pada 2023, Penajam Paser Utara masih mencatat 1.315 kasus malaria. Berkat intervensi intensif, angka ini turun drastis menjadi 558 kasus di 2024, dan pada pertengahan 2025, hanya tersisa 98 kasus.
Meski kini berstatus zona hijau, PPU masih menempati posisi kedua tertinggi kasus malaria di Kalimantan Timur, di bawah Kabupaten Kutai Timur dan Berau yang masing-masing memiliki 99 kasus. Namun, tren penurunan yang konsisten menunjukkan bahwa strategi yang diterapkan berhasil.
Tantangan ke Depan: Mempertahankan Prestasi dan Menuju Eliminasi Malaria
Meski sudah di zona hijau, upaya pencegahan tidak boleh kendur. Beberapa tantangan yang masih dihadapi antara lain:
Wilayah geografis yang luas dengan akses terbatas di beberapa daerah.
Perilaku nyamuk Anopheles yang bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Kesadaran masyarakat yang harus terus dijaga agar tidak lengah.
“Kami berkomitmen untuk terus memantau dan memperkuat program pencegahan agar Penajam Paser Utara bisa mencapai eliminasi malaria sepenuhnya,” tegas Jensje.
Kesimpulan: Kolaborasi Kunci Keberhasilan
Keberhasilan Penajam Paser Utara dalam menekan malaria adalah bukti bahwa penanganan terpadu, deteksi cepat, dan partisipasi masyarakat mampu membawa perubahan signifikan. Dengan tetap konsisten, bukan tidak mungkin PPU akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pemberantasan malaria di Indonesia.
